Tiga Lapis Aksi PUI (Partai Ummat Islam) Menangkan Prabowo
Partai Ummat Islam (PUI) adalah salah satu partai politik yang ada di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 26 Juni 1998[1][2] dengan ketua umum Prof. Dr. Deliar Noer dan Fahmi Rahman sebagai sekretaris umum. Kini PUI dipimpin oleh Abdullah Amas Seorang Mantan Wasekjen PB HMI, Abdullah Amas juga merupakan Direktur Eksekutif PT ATUM Institute Media, Direktur Bidang Media dan Hubungan Antar Lembaga LPHKI (Lembaga Pengkajian Hukum Ketenagakerjaan Indonesia), 1l Direktur Eksekutif PT ATUM MEDIA INSTITUTE NOMOR : AHU-001785.AH.01.31.Tahun 2023 ia merupakan Pendiri dan Ketua Umum Pertama Aliansi Pemuda Nasional (APN), Wakil Ketua Umum III KSP-KSI (Konfederasi Serikat Pekerja Kependidikan Seluruh Indonesia),Ketua KSP-KSI Jateng, ICMI, Pendiri HMPI (Haluan Media Pemuda Indonesia) .
Presiden DPP Partai Ummat Islam (PUI) sekaligus Ketua Badan Pemenangan Presiden DPP Partai Ummat Islam Abdullah Amas menegaskan bahwa PUI teguh pada “Platfrom Kebersamaan Partai Ummat Islam Menangkan Prabowo Untuk Indonesia Maju” yaitu meningkatkan kerjasama dengan sesama Partai Koalisi untuk kemenangan Prabowo, kedua ikut memenangkan opini publik untuk kemenangan Prabowo dan ketiga bersama seluruh jaringan PUI di Indonesia mengawal Pemilu Jujur dan Adil
Profil Pendiri PUI Prof. Deliar Noor :
Deliar Noer mengawali karier pekerjaan pada tahun 1947. Ia bekerja sebagai penyiar untuk Radio Republik Indonesia dengan tujuan untuk membiayai pendidikannya. Selanjutnya, ia bekerja sebagai wartawan koran “Berita Indonesia” dan majalah bulanan “Nusantara”. Setelah itu, Deliar bertugas menjadi staf perwakilan Departemen Perdagangan Republik Indonesia di Singapura.[butuh rujukan]
Tahun 1950 ia ditunjuk menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jakarta. Tiga tahun kemudian ia terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar HMI. Dari organisasi inilah kemudian ia berkenalan dengan tokoh-tokoh nasional seperti Hamka, Natsir, dan Mohammad Roem.
Tahun 1951 ia bekerja sebagai staf Departemen Luar Negeri.
Pada tahun 1967 ia menjabat sebagai rektor IKIP Jakarta (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta). ia menerima tawaran untuk menjadi peneliti dari Universitas Nasional Australia. Tahun kedua di Australia, ia menjadi dosen tamu di Universitas Griffith.Setelah mengajar selama lima tahun, ia dan Mohammad Natsir membentuk Lembaga Islam untuk Penelitian dan Pengembangan Masyarakat.
Pada awal era Orde Baru, ia menjadi staf penasihat Presiden Soeharto. Bersama rekan-rekan sesama Alumni HMI – MPO dia mendirikan Partai Ummat Islam (PUI). Setelah sebelumnya di lingkaran Masyumi tempat dia berkiprah dilahirkan Partai Bulan Bintang (PBB) dan sebagian kelompok mudanya mendirikan PK (Partai Keadilan)