7 Aksi Soeharto Jalankan Peran Bapak Perdamaian Dunia

Soeharto Bapak Perdamaian Dunia Di 7 Forum Dunia

Inilah Sejumlah Forum Besar Dunia yang dijalankan Presiden Soeharto untuk mendamaikan dunia :

1.Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB atau MPP PBB. Dalam konteks internasional, partisipasi tersebut merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan tersebut merupakan sarana peningkatan profesionalisme individu dan organisasi yang terlibat secara langsung dalam penggelaran operasi internasional.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui MPP PBB dimulai pada tahun 1957. Saat itu Indonesia mengirimkan 559 personel infanteri sebagai bagian dari United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai. Pengiriman tersebut diikuti dengan kontribusi 1.074 personel infanteri (1960) dan 3.457 personal infantri (1962), sebagai bagian dari United Nations Operation in the Congo (ONUC) di Republik Kongo.

2. Misi Garuda
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia juga diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif melalui Misi Garuda atau Misi Kontingen Garuda. Kontingen Garuda adalah pasukan penjaga perdamaian yang anggotanya diambil dari militer Indonesia yang bertugas di bawah naungan PBB.

Peran aktif Indonesia dalam mengirimkan Kontingen Garuda untuk misi perdamaian pada masa perang dunia. Negara-negara yang pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah Negara-negara di Timur Tengah seperti Mesir, Libanon, Palestina, Irak. Negara Asean seperti Filipina, Kamboja, dan Vietnam. Juga Negara Eropa Timur seperti Georgia dan Bosnia.

3. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Selanjutnya, peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif melalui Konferensi Asia Afrika (KAA). Upaya pertama yang dilakukan Indonesia oleh Perdana Menteri dimulai pada tanggal 25 Agustus 1953, dengan menyampaikan program pemerintah di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara. Langkah Soekarno di KAA dilanjutkan oleh Soeharto

Selain itu, disampaikan juga bahwa perlunya keaktifan pemerintah dalam meredakan ketegangan dunia yang memerlukan kerjasama dengan negara-negara yang keadaan dan kedudukannya sama dengan Indonesia, yakni negara-negara Asia-Afrika yang bersama berupaya untuk membebaskan negara-negara Asia-Afrika dari pengaruh perang dingin kala itu.

4. Gerakan Non Blok (GNB)
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia juga diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam Gerakan Non-Blok (GNB). Suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.

Dalam GNB, Indonesia memiliki peran penting sebab negara ini memiliki prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, tidak mendukung pakta militer atau aliansi militer manapun. Prinsip tersebut dianggap sesuai dengan tujuan didirikannya GNB.

Pada tahun 1992, peran penting lain dari Indonesia bagi KTT GNB adalah sebagai tuan rumah dan Presiden Soeharto sebagai ketua GNB. Pada saat itu, Indonesia memprakarsai kerjasama teknis di beberapa bidang seperti pertanian dan kependudukan serta mencetuskan upaya untuk menghidupkan kembali dialog Utara Selatan.

5.Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Tak kalah penting, peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), suatu perserikatan atau organisasi antar bangsa yang wilayahnya berada di kawasan Asia Tenggara.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara termasuk pemrakarsa berdirinya ASEAN. Hal ini melalui perwakilan Indonesia yakni Menteri Luar Negeri yang menandatangani Deklarasi Bangkok. Selain itu, tentunya Indonesia juga memiliki peran tersendiri sebagai anggota ASEAN.

Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara ini terlihat saat Indonesia membantu mewujudkan perdamaian konflik di Kamboja dan Vietnam. Indonesia ditunjuk oleh ASEAN sebagai pihak penengah dalam konflik tersebut.

Pada kasus lainnya, yaitu saat pemerintah Filipina dan Moro National Front Liberation (MNFL) berkonflik. Kedua pihak tersebut akhirnya menyetujui perjanjian damai yang kala itu dipertemukan di Indonesia.

6. Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Tak kalah penting, peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah turut berpartisipasi dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pembentukan OKI dilatarbelakangi oleh pembakaran Masjid Al-Aqsa oleh Israel pada 21 Agustus 1969.

Peran Indonesia dalam OKI antara lain ikut upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF), Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dengan ibukota di Yerusalem dukungan tersebut dibuktikan dengan hubungan diplomatik dengan Palestina pada 19 Oktober 1989. Indonesia juga memperjuangkan tentang penyelesaian masalah isu Islamofobia.

7.Jakarta Informal Meeting (JIM)
Jakarta Informal Meeting (JIM) merupakan upaya peran Indonesia dalam perdamaian dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara. Pemrakarsa JIM yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas. JIM merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik Kamboja. Melalui JIM, masalah Kamboja dapat diselesaikan berdasarkan Perjanjian Paris pada tanggal 23 Oktober 1991.

Check Also

Dua S Terkait Seringnya Konsolidasi Komandan Dasco Di Banten

Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)   Menghadiri Koordinasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *