Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)
Warga NU bahkan para pembesarnya seperti K.H Abdullah Faqih sudah melihat bahwa yang paling berjasa pada Gus Dur adalah Prof. Yusril Ihza Mahendra. Bukan Mahfud MD dan Imin. Malah Imin Dan Mahfud MD kini suka muja-muji Megawati sosok yang dulu ikut menjatuhkan Gus Dur.
Terlebih Imin pula walaupun keponakan malah menyingkirkan Gus Dur dari PKB.
Berkah Prof. Yusril
Sungguh hidup Prof. Yusril yang suka mengalah ke Kyai sangat berkah. Di semua Presiden yang hadir di negeri ini mulai Soeharto hingga Jokowi. Prof. Yusril selalu eksis memberi pengetahuan dan ilmunya kepada para Presiden tersebut.
Beda dengan Imin. Meski tetap memimpin PKB tapi Imin terus menerus dibrondong berbagai peluru dugaan Korupsi. Hidup Imin tak tenang. Malah kini KPK semakin dekat ke arah Imin apalagi kalau proses pencoblosan sudah selesai.
Prof. Yusril Ihza Mahendra memang penuh karakter dan prinsip. Tapi saat perlu lembut beliau lebih lembut daripada Sufi. Bayangkan sekelas kursi Presiden dia relakan kala Gus Dur maju. Kini kian terasa bagi Nahdliyin, PBB lebih layak dipilih daripada PKB Imin
Dan seharusnya Partai Bulan Bintang (PBB) akan menjadi Partai Fenomenal Pemersatu Ummat sepanjang sejarah atas keridhaan Prof. Yusril mengalah demi takbir pada peristiwa persatuan ummat kala itu. Prof. Yusril mirip Sayyidina Hasan Bin Ali yang rela mengalah soal kekuasaan atau posisi Khalifah.
Fenomena Hasan Bin Ali dan Fenomena Prof. Yusril Ihza Mahendra adalah fenomena lahirnya sosok demokrat sejati sepanjang sejarah Politik Islam