Elektabilitas Tinggi Tapi Tak Ke Pemilihan, Prof. Yusril Ulangi Drama Pilgub DKI?

Oleh : Abdullah Amas
(Direktur Eksekutif ATUM Institute)

Drama Pilgub DKI Jakarta dimana Prof. Yusril meroket elektabilitasnya sebagai Cagub tapi tak cukup Partai buat membawanya ke Pilgub terulang kembali di Pilpres. Gencar safari sehingga elektabilitasnya masuk juara 1, 2 atau tiga di survey Cawapres favorit berbagai lembaga survey tak membuat dia dapat kendaraan Partai.

Memang belum resmi diumumkan tapi ramai disebut pasca keputusan MK maka Gibran lah yang diusung partai koalisi Prabowo jadi Cawapres.

Takdir

Takdir Prof. Yusril seperti seolah cukup sebagai pendamping para Presiden melewati berbagai transisi sejak era Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Jokowi dan kini Capres Prabowo.

Prof. Yusril merupakan satu-satunya Ketum Partai Islam yang tampil di bursa Cawapres dengan pertarungan di elektabilitas lembaga-lembaga survey amat ketat.

Di Pilgub DKI, perannya ke Pilgub diambil oleh Anies dan Putra SBY yaitu AHY dan Di Pilpres perannya diambil oleh Putra Jokowi yaitu Gibran.

Prof. Yusril perannya bagaimanapun tetap kokoh kedepan misal bagaimana Koalisi memerlukan Prof. Yusril sebagai penghubung komunikasi dengan Jusuf Kalla agar gabung ke Tim Prabowo nanti seperti yang disampaikan oleh CNN. Ya konon acara peresmian Musholla kecil pun kalau Prof. Yusril undang, JK pasti hadir. Juga nanti dalam perjalanan negara pasca Pemilu yang perlu memperbaiki aspek Hukum dan Tata Negara serta pengawalan terhadap aspirasi Ummat Islam.

Perbaikan Sistem

Bagaimanapun tabungan elektabilitas Prof. Yusril tetap harus dibawa ke Pilpres 2029 kelak dengan upaya agar Parpol apapun yang ikut pemilu berhak mengajukan Capres sendiri. Saat itu bila terjadi maka 2029 Prof. Yusril bisa maju sendiri