Gerindra Rebus Dominasi PDIP

Lembaga Jakarta Research Center
(JRK) sebut Partai Gerindra Sudah Kalahkan PDIP di survey milik mereka

“Gerindra menggeser dominasi PDIP dengan mengokohkan posisi pada puncak klasemen elektabilitas partai politik, sedangkan di jajaran papan tengah PSI bakal melenggang ke parlemen,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta, Minggu (4/2).

Menurut Alfian, lonjakan elektabilitas yang dialami Gerindra semakin mengafirmasi coattail effect yang paling banyak dinikmati oleh partai utama dalam koalisi pengusung Prabowo-Gibran tersebut.

“Naiknya elektabilitas Gerindra sejalan dengan kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran,” jelas Alfian.

Faktor dukungan yang diberikan oleh Presiden Jokowi berkontribusi besar mengerek elektabilitas Prabowo-Gibran dan Gerindra.

Ironis, mengingat Jokowi masih tercatat sebagai kader PDIP, yang secara resmi mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.

Perpecahan Jokowi dengan elite PDIP membuat arah dukungan Jokowi bergeser kepada mantan rival dua kali pemilu yang kemudian diangkat menjabat Menteri Pertahanan.

“Kerugian besar dialami PDIP yang anjlok elektabilitasnya, begitu pula dengan pasangan Ganjar-Mahfud,” terang Alfian.

Tidak cukup dengan memasangkan putera sulungnya yang masih menjabat wali kota Solo, Jokowi juga berupaya mengamankan posisi legislatif dengan lolosnya PSI ke parlemen.

“Setelah Prabowo-Gibran menguasai eksekutif, di parlemen ada PSI yang diketuai Kaesang Pangarep,” lanjut Alfian.

Sejak dipimpin oleh putera Jokowi itu, elektabilitas PSI terdongkrak signifikan.

Pada saat Kaesang baru masuk dan memimpin PSI pada September 2023 lalu, elektabilitas partai pengusung ideologi Jokowisme itu baru berkisar 1,5 persen.

Elektabilitas PSI lalu naik cukup tinggi menjadi 3,5 persen pada November 2023, hingga menembus 4,5 persen pada Januari 2024.

“Masuknya Kaesang memberi suntikan energi luar biasa bagi partai yang menggaungkan semangat anak-anak muda untuk tampil dalam politik,” tandas Alfian.

Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 25-31 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

Berikut hasil lengkap elektabilitas partai-partai politik:

Gerindra 22,5 persen
PDIP 16,7 persen
Golkar 9,8 persen
PKB 7,4 persen
Demokrat 5,2 persen
PKS 5,2 persen
Nasdem 5,0 persen
PAN 4,8 persen
PSI 4,7 persen
PPP 2,6 persen
Perindo 1,5 persen
Gelora 0,8 persen
Hanura 0,6 persen

Sementara itu Direktur Eksekutif ATUM Institute Abdullah Amas menyebut pengaruh Jokowi Effect, Gemoy 02 Effect dan Penguasaan Kader Gerindra di Tiktok membuat Gerindra berubah jadi kekuatan raksasa yang bisa menenggelamkan dominasi kekuatan lama.

“Sisi Jumlah Massa Kampanye, misalkan dimana PDIP gagal total memerahkan GBK (Gelora Bung Karno), artinya memang dominasi PDIP ambruk, malah Capresnya bukan Idola kok, kampanye di GBK Massa berhamburan keluar, kampanye masak-masak di acara Talkshow TV, besoknya acara itu dikecam beramai-ramai oleh netizen karena ada unsur politik, kampanye di medsos, relawan Ganjar mirip Relawan Anies cuma mengumbar kebencian, jadi sisi Capres saja tak membantu suara PDIP, apalagi sisi infrastruktur partai sampai ranting yang dibangga-banggakan PDIP, acara di GBK kemarin bukti PDIP bisa nangis sampai ngelus-ngelus aspal” tegas Amas

Check Also

Dua S Terkait Seringnya Konsolidasi Komandan Dasco Di Banten

Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)   Menghadiri Koordinasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *