Kenapa Berkali-Kali Mahfud MD Menyalahkan Perempuan?

Bukan hanya saat kemarin acara ‘Tabrak Prof’ saja Mahfud MD menyalahkan perempuan. Sebelum-sebelumnya pun demikian kelakuan orang ini

Di sebuah pertemuan lain,Di dalam banyak kasus, suami-suami yang terjerumus ke dalam kejahatan itu karena istrinya nggak baik,” kata Mahfud MD. “Banyak koruptor masuk penjara karena tuntutan istri.”

Pernyataan itu diucapkan saat Mahfud menghadiri acara Halakah Kebangsaan dan Pelantikan majelis Dzikir Al Wasilah di Padang, Sumatera Barat, Desember lalu. Ia menyalahkan para istri yang menuntut suami memenuhi keinginan belanja, sehingga harus korupsi

Perempuan yang dianggap sebagai dalang suatu kejahatan adalah fenomena umum, yang dikenal sebagai sindrom blame the woman. Kepada The Washington Post, psikiater forensik Elissa Benedek mengatakan, perempuan bertanggung jawab saat hal buruk terjadi lantaran memiliki kekuatan besar. Karena itu, perempuan mampu memengaruhi orang lain untuk berbuat jahat dan berhak dihakimi maupun disalahkan.

Misalnya saat perempuan diperkosa, penyebabnya adalah sikap provokatif. Atau saat dilecehkan, penyebabnya karena perempuan itu sombong. Sementara jika perempuan tak melakukan suatu kesalahan, ia akan tetap salah bahkan dicap ibu yang buruk.

“(Sindrom) ini bagian dari label ‘Bad Woman’ terhadap perempuan. Bagian dari mitos kuno dan sulit dihilangkan,” terang Benedek.

Menurut penulis dan mantan jaksa di Middlesex County, Massachusetts, AS Michelle Charness, cerita Adam dan Hawa yang dikisahkan secara teologis juga berperan dalam melanggengkan sindrom blame the woman di masyarakat sekarang. Hawa disalahkan sebagai dalang yang menyebabkan Adam jatuh ke Bumi, setelah memakan apel terlarang.

Meski sudah ditafsirkan lebih progresif, kisah tersebut masih dominan disampaikan ke setiap generasi. Kemudian menjadi mitos dan bagian dari masyarakat.

Selain menyalahkan perempuan, pernyataan Mahfud di acara tersebut sekaligus memosisikan perempuan sebagai tolok ukur moral sebuah negara. Menurutnya, perempuan yang baik akan mencerminkan negara yang baik.

Sementara itu Wakil Direktur Eksekutif ATUM Institute Wardatul Hasanah menyebut Rakyat Indonesia memerlukan pemimpin yang memuliakan dan berpihak pada perempuan

“Bahkan dalam perang pun ada aturan jangan menyerang perempuan, ini bukan perang hanya sekedar kompetisi politik kenapa ada cawapres yang membabibuta menyerang perempuan, itu pun tidak ada permintaan maaf dari yang bersangkutan”tegasnya

Terlebih cawapres tersebut masih menyandang posisi menkopolhukam yang itu merupakan simbol atau wajah negara bagi politik, hukum dan keamanan. Seharusnya mampu menampilkan bagaimana wanita ditempatkan dengan baik di etalase politik. Hukum dan keamanan sebuah negara, ini kenapa diserang, bahkan patut diduga yang diserang adalah ibu negara karena Mahfud MD terlihat masih jengkel ke Gibran

Pihaknya menghimbau kepada semua pihak agar selama tidak lahir dari batu sebaiknya hormatilah kaum perempuan

Check Also

Gerindra Di Dadaku, POLRI Di Hatiku, Kepemimpinan Prof. Dasco Dan Kapolri Listyo Sigit

Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)   PARTAI Gerindra teruji menjadi Partai yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *