Lafran Pane, Pendiri HMI Berasal Dari Muhammadiyah

Lafran Pane, Pendiri HMI Berasal Dari Muhammadiyah

Dikutip dari sebuah artikel Berjudul Lafran Pne, HMI dan Muhammadiyah disebutkan Lafran Pane lahir dan besar dalam tradisi pendidikan Muhammadiyah yang kental. Dia juga hidup pada zaman di mana perang berlangsung. Menyaksikan bangsanya kehilangan kehormatan dan harga diri karena kolonialisme.

Dua hal ini sebenarnya adalah faktor penggerak yang mendasari tekad dari Lafran Pane untuk konsisten terhadap pikiran-pikirannya, yang kelak akan bermuara pada pendirian HMI.

Dalam pengembaraan intelektualnya dari Medan, Jakarta, hingga sampai ke Yogyakarta (menjadi mahasiswa STI tahun 1946), Lafran Pane memedomani dan mengamalkan nilai dan ajaran yang didapat selama menempuh pendidikan di Muhammadiyah.

Hal ini juga yang membuat dia mengagumi sosok dan pemikiran Kiai Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang kemudian mempertemukannya dengan salah satu cucu Kiai Dahlan (Maisaroh Hilal), yang kelak ikut bersama-sama mendirikan HMI pada Rabu Pon 1878/14 Rabiulawal 1336 H atau 5 Februari 1947 M di Yogyakarta. Tercatat setidaknya ada beberapa orang berdarah Muhammadiyah yang ikut mendirikan HMI (lihat Lafran Pane, Maisaroh Hilal, dan Bidron Hadi).

Mengenai komitmen keislaman dan keindonesian pada fase awal pendirian HMI, bahwa akar dari genealogi pemikiran tersebut sebenarnya dapat kita lacak dengan mudah dan akan sampai pada Muhammadiyah dan sosok Kiai Dahlan itu sendiri. Namun, dalam proses dan perjalanannya, HMI telah menetapkan blueprint tersendiri dalam rangka melaksanakan dan melanjutkan pengabdian untuk umat dan bangsa (baca Tafsir Independensi HMI).

HMI pasca-Lafran Pane dan hingga saat ini tetap konsisten berjuang untuk kepentingan umat dan bangsa. Jika dahulu ikut memanggul senjata demi mempertahankan kemerdekaan, hari ini menawarkan solusi sekaligus memproduksi kader-kader yang siap ditempatkan di semua lini pengabdian umat dan bangsa. Ini adalah wujud ketersambungan dari sebuah komitmen sejarah yang sama sekali tidak terputus antara generasi pendahulu dan generasi hari ini di HMI.

Lafran Pane seorang yang besar, tetapi memilih jalan hidup sederhana, menolak kemewahan, menjadi pengajar hingga akhir hayatnya, bahkan dia tak sempat memiliki rumah (baca Hariqo WS, Lafran Pane). Perjuangan dan teladan yang dilakukan Lafran Pane ini jika kita telaah, mirip yang dilakukan oleh Kiai Dahlan saat mendirikan dan membesarkan Muhammadiyah.

Di akhir hayatnya, keluarga bahkan memilih memakamkan Lafran Pane di pemakaman
yang sama dengan Kiai Ahmad Dahlan (Makam Islam Karang Kajen Yogyakarta), mendampingi Kiai Dahlan dan kiai-kiai Muhammadiyah lainnya. Mungkin bisa diartikan sebagai salah satu bentuk kecintaan keluarga besar Lafran Pane terhadap Muhammadiyah dan sosok Kiai Dahlan itu sendiri

——–

Tak hanya Muhammadiyah tapi juga banyaknya orang MASYUMI di awal-awal pendiri HMI dimana tentu mayoritas MASYUMI adalah Muhammadiyah.

Independensi HMI begitu unik dia tetap independen tak terkait ormas besar Islam lain dan itulah yang membuat HMI terjaga kala PKI dan antek-anteknya ingin membubarkan HMI.

Dimasa mendatang para Kader dan Mantan Ketum PB HMI banyak mendirikan Parpol. MANTAN Ketua Umum PB HMI Profm Deliar Noor misalkan bersama Alumni HMI-MPO lain banyak terlibat mendirikan Partai Ummat Islam (PUI) yang kini dipimpin Abdullah Amas, sebagian lagi mendirikan Partai Bulan Bintang, Partai Amanat Nasional, Partai Politik Islam MASYUMI, Partai MASYUMI Baru, Anas Urbaningrum mendirikan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan lainnya.

HMI memang menjadi Organisasi Mahasiswa semua elemen Islam. Meski pengaruh kader Muhammadiyah dan MASYUMI banyak mewarnai perjalanan sejarah sejak HMI berdiri. Soal nilai. HMI punya ideologi yang tergambar jelas di HMI-Dipo yang mayoritas ada NDP (Nilai Dasar Perjuangan) dan Di MPO ada Khittoh

Check Also

Dua S Terkait Seringnya Konsolidasi Komandan Dasco Di Banten

Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)   Menghadiri Koordinasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *