Tommy Soeharto dan Tri Joko Susilo Seperti Kaisar Dan Panglima Narator Soehartoisme

Tommy Soeharto,

Ketua Umum Partai Berkarya
Masa jabatan
11 Maret 2018 – sekarang
Anggota MPR RI Fraksi Golkar
Masa jabatan
1 Oktober 1992 – 21 Mei 1998
Informasi pribadi
Lahir Hutomo Mandala Putra
15 Juli 1962 (umur 61)
Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia

Afiliasi politik
lainnya
Golkar (1988–1998, 2008–2016)
Berkarya (2016–20222)

​(m. 1997; c. 2006)​

Orang tua
Soeharto (ayah)
Siti Hartinah (ibu)

Pekerjaan Politisi

KPH. H. Hutomo Mandala Putra, S.H. (lahir 15 Juli 1962)[3] atau yang lebih dikenal dengan nama Tommy Soeharto adalah seorang pengusaha, dan politikus. Ia adalah merupakan putra dari mantan Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto. Ia juga adalah politisi Partai Swara Rakyat Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai anggota Fraksi Karya Pembangunan DPR RI pada 1 Oktober 1992 hingga 21 Mei 1998.

Kehidupan awal
Tommy lahir di Jakarta tanggal 15 Juli 1962 sebagai anak kelima dari Mayor Jenderal TNI Soeharto dan Siti Hartinah, biasa dipanggil Ibu Tien. Kakak-adiknya adalah Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Siti Hediati Hariyadi (Titiek), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Nama tengahnya diambil dari nama operasi militer Indonesia, Komando Mandala Pembebasan Irian Barat, yang dibentuk bulan Januari 1962 dan dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Soeharto untuk mengusir Belanda dari wilayah Nugini Belanda (Papua Barat). Dalam autobiografinya, Soeharto menulis bahwa nama tengah Tommy merupakan pengingat operasi Mandala.[4]

Pada tanggal 27 September 1965, saat masih berusia tiga tahun, Tommy mengalami luka bakar di wajah dan tubuhnya. Sebelumnya ia bermain dengan adiknya, Mamiek, di rumah keluarga di Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat. Ia kemudian menabrak ibunya yang sedang membawa panci berisi sop buntut panas ke ruang makan. Ibunya segera mengoleskan minyak hati ikan kod ke kulit Tommy yang melepuh.[5] Ia dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto di Senen.[6] Soeharto menjenguk Tommy selama tiga malam berturut-turut. Ini salah satu momen bersejarah di Indonesia karena pada malam hari tanggal 30 September 1965, sejumlah elemen militer melaksanakan rencana kudeta dan menembak mati enam jenderal sekitar pukul 04:00 tanggal 1 Oktober. Sebelum pembunuhan terjadi, Soeharto masih berada di rumah sakit. Pada tengah malam, Tien meminta Soeharto pulang untuk menjaga Mamiek yang ditinggal sendiri bersama seorang pembantu. Ia pulang sekitar pukul 00:15 dan tidur. Ia dibangunkan sekitar pukul 04:30 dan menerima kabar penembakan tersebut. Tommy bersama ibunya meninggalkan rumah sakit pada 1 Oktober malam ditemani adik ipar Soeharto, Probosutedjo, dan ajudannya, Wahyudi. Tommy beserta kakak-adiknya dipindahkan ke rumah Wahyudi di Kebayoran Baru karena lebih aman.

Setelah lulus SMP di Jakarta, Tommy masuk Akademi Penerbangan Sipil. Ia kemudian kuliah pertanian di Amerika Serikat, lalu Ia pulang ke Indonesia untuk merintis karier bisnisnya.[8]

Tommy sering dianggap sebagai putra favorit orang tuanya. Tommy, Pada usia 28 tahun, ia tampak seperti kembaran bapaknya.

Karier
Karier politik
Tommy bergabung dengan Golkar Pada tahun 1992, dia diangkat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Tahun 2009, Tommy sempat maju sebagai calon ketua partai Golkar dalam musyawarah nasional partai di Riau.

Bulan Mei 2016, Tommy mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai ketua partai Golkar, tetapi ia membatalkannya dan tidak mendaftarkan diri.[29] Pada bulan itu juga, Tommy diangkat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Golkar.[30]

Pada Juli 2016, Tommy mendirikan Partai Berkarya dengan menggabungkan Partai Beringin Karya dengan Partai Nasional Republik.[31] Partai baru ini mendapat izin pemerintah pada Oktober 2016. Partai Berkarya juga menggunakan logo pohon beringin dan warna kuning khas Golkar.

presiden dalam pemilihan Pada bulan Mei 2017, Tommy mengatakan bahwa ia prihatin dengan kondisi Indonesia saat ini karena korupsi tumbuh subur di DPR.[33] Pada September 2017, Tommy mengatakan bahwa ia tidak berminat maju dalam pilpres tahun 2019.[34] Pada Oktober 2017, pengacaranya membantah bahwa Tommy berencana Ia mengatakan [35] Pada tanggal 11 Maret 2018, Tommy diangkat sebagai ketua Partai Berkarya.[36] Tanggal itu bertepatan dengan peringatan ke-52 Supersemar, surat yang ditandatangani oleh Sukarno tanggal 11 Maret 1966 yang menyerahkan kekuasaan kepada Menteri Panglima Angkatan Darat, Suharto. Dalam upacara pengangkatannya sebagai ketua partai, Tommy mengatakan bahwa pemilihan tanggal acara itu tidak disengaja.[37]

Karier balap
Tommy sempat berkarier sebagai pembalap mobil dan mengikuti lomba Rally Indonesia tahun 1997 melawan sejumlah pembalap top dari World Rally Championship. Ia juga mendanai pembangunan Sirkuit Internasional Sentul. Tommy menjabat sebagai ketua Ikatan Motor Indonesia pada tahun 1991–1995.[38] Usai dibebaskan tahun 2006, Tommy ikut serta dalam Kejuaraan Nasional Reli SS-12 di Pecatu, Bali. Tommy mengendarai Subaru Impreza WRX, tetapi mobilnya terguling sehingga tidak bisa melanjutkan lomba.[39] Ia merupakan anggota pengurus IMI periode 2016–2020.[40] Putranya, Darma Mangkuluhur Hutomo, juga merupakan pembalap mobil.

Riwayat pekerjaan
Pemilik Humpuss Grup (1984–2016)
Anggota MPR RI (1992–1998)
Riwayat organisasi
Bendahara DPP Satkar Ulama Indonesia Partai Golkar (1990–1995)
Ketua Umum PP IMI (1991–1995)
Anggota Dewan Pembina DPP Partai Golkar (2016)
Ketua Dewan Pembina DPP Partai Berkarya (2016–2022)
Ketua Umum DPP Partai Berkarya (2018–sekarang)
Pembina DPP Perisai Berkarya (2017-sekarang)

Perintah Tommy Untuk TJS

Tri Joko Susilo S.H menjadi sosok yang kerap menerima arahan Tommy Soeharto dalam membangun ekonomi kerakyatan secara terintegrasi di Cafe Resto Piye Kabare

TJS, Pria yang juga Calon Bupati Karawang ini dikenal sangat teguh menjaga intruksi Tommy seperti Jendral Sudirman mengawal instruksi Soekarno atau Jendral Suharto mengawal arahan Jendral Sudirman

Tommy Soeharto dan Tri Joko Susilo Seperti Kaisar Dan Panglima Narator Soehartoisme

Check Also

Dua S Terkait Seringnya Konsolidasi Komandan Dasco Di Banten

Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)   Menghadiri Koordinasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *