Wiranto-Luhut-Hendro Cs Ke Prabowo Babak Baru Para Jendral Senior Satu Suara

Wiranto Cs Ke Prabowo Babak Baru Para Jendral Senior Satu Suara

Mungkin ucapan Wiranto saat pertemuan terasa seperti basa-basi wangi laiknya diucapkan oleh seorang tamu kepada tuan rumah. Akan tetapi, patut dimaknai lebih dalam karena dulu Wiranto dan Prabowo terlibat perang dingin di ujung pemerintahan Orde Baru. Kala itu, Prabowo menjabat Pangkostrad sementara Wiranto sebagai Panglima ABRI.

 

Wiranto berulang kali menyinggung soal kesamaannya dengan Prabowo yang berkarir di militer. Dia mengaku berada dalam operasi tempur bersama, lalu dipertemukan lagi di misi yang berbeda. Keduanya juga sama-sama pernah merasakan jabatan Pangkostrad.

 

 

Wiranto lanjut mengungkit kesamaan langkahnya dengan Prabowo, Keduanya Sempat aktif di Golkar, lalu sama-sama merintis partai sendiri dari nol. Wiranto membentuk Hanura, Prabowo mendirikan Gerindra.

 

Pujian berlanjut ketika Wiranto mengapresiasi reputasi Gerindra yang kini sudah menjadi partai papan atas, beda dengan Hanura. Bahkan Wiranto pun sudah rela melepaskan Hanura yang dulu ia rintis.

 

Wiranto lalu mengucapkan pernyataan yang sangat jelas mengandung makna dukungan, yakni saat menyebut Prabowo sebagai capres dengan pemahaman matang soal pemerintahan dibanding tokoh lain yang sekadar bermodal popularitas.

 

“Negeri ini butuh kesinambungan dan itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang paham betul atas pesan-pesan pendahulu kita. Tanpa memahami itu yang dikejar hanya popularitas,” kata Wiranto.

 

“Saya bukan ceramah, tapi betul betul keluar isi hati saya. Sekarang, adik saya, sahabat saya, kolega saya, silakan maju.”

 

Ceruk suara yang rindu militer

Merujuk survei Litbang Kompas sepanjang 25 Januari-4 Februari 2023, sebanyak 23,6 persen responden mendambakan pemimpin berlatar belakang militer.

 

Presentase itu lebih tinggi dibanding kategori yang lain. Misalnya, responden yang menginginkan pemimpin dari tokoh agama hanya 10,5 persen. Lalu ada 8,7 persen responden yang ingin tokoh masyarakat sebagai presiden berikutnya.

 

Suara dari keluarga besar TNI dan para keluarga pensiunannya yang tentu diincar Prabowo dan Wiranto. Basis suara dari kalangan tersebut pun sulit direngkuh oleh capres-cawapres lain.

 

Mungkin, Prabowo bergerak merangkul Wiranto berkaca dari temuan survei Litbang Kompas tersebut.

 

Selang dua hari setelah bertemu di Hambalang, dua jenderal itu berdiri dan berpidato di hadapan veteran TNI. Jiwa korsa kembali dibangkitkan lewat diksi-diksi perjuangan, semangat tempur, hingga pengabdian pada negara. Sangat jelas bahwa mereka sedang menggalang dukungan dari keluarga besar militer.

 

Prabowo pasti juga ingin merengkuh banyak suara dari kalangan yang merindukan kepemimpinan jenderal tentara. Sangat bisa, karena ceruk suara ini tidak akan mampu diambil oleh kandidat capres lain seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang tulen berasal dari kalangan sipil.

 

Selain itu, lebih dari 50 persen pemilih di Pemilu 2024 nanti adalah generasi milenial ke bawah yang notabene tidak benar-benar merasakan hegemoni militer di era Orde Baru. Wajar jika basis suara ini ingin digarap oleh Prabowo dengan merangkul Wiranto.

 

Sementara itu Direktur Eksekutif ATUM Institute Abdullah Amas menyebut 2024 adalah momen bersatunya para jendral senior ke Prabowo

“Apalagi bila SBY menyusul, artinya ini babak baru Jendral Senior Satu Suara dan suara itu Dukung Prabowo, seperti Jendral Wiranto, Jendral Hendro, , Luhut dan lainnya”ujar Amas

Check Also

Dua S Terkait Seringnya Konsolidasi Komandan Dasco Di Banten

Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)   Menghadiri Koordinasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *